BP7, P4 dan Manusia berpancasila
Apa itu BP 7?
BP7 adalah
singkatan dari kata Badan Pembina Pendidikan
Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.
Istilah Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila apabila disingkat yaitu menjadi BP7. Akronim BP7 (Badan Pembina
Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) merupakan
singkatan/akronim resmi dalam Bahasa Indonesia.
Penjelasan / Informasi Lebih Rinci (Detil) :
Akronim / Singkatan : BP7
Nama Diri / Kepanjangan : Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila
Perbedaan BP 7 dengan UKP-PIP
Di zaman Orde Baru,
masyarakat Indonesia mengenal BP 7 (Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila), kini Presiden Joko Widodo
membentuk UKP-PIP. UKP-PIP adalah Unit Kerja Presiden Pembinaan
Ideologi Pancasila yang baru diumumkan Presiden pada 1 Juni lalu.
Sebagai Kepala
UKP-PIP, Yudi Latif menjelaskan perbedaan antara BP7 dan P4 dengan UKP-PIP.
Menurut Yudi, BP7 itu menyebarkan paham Pancasila melalui penataran-penataran
saja. Sementara UKP-PIP bertugas sebagai perancang konsep pengamalan Pancasila
melalui lembaga-lembaga negara yang ada, seperti MPR dan Kementerian.
KERJA BP-7 CUKUP BERHASIL
BP-7 yang dibentuk dengan Keppres No 10/1979 tanggal 26 Maret 1979 bahkan diminta untuk makin memperluas dan mempercepat usaha penataran, sehingga segala lapisan masyarakat makin cepat mengetahui, mendalami serta menghayati Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Hal itu dinyatakan Kepala Negara di Bina Graha Senin kemarin ketika menerima pimpinan BP-7 Pusat dan para Kepala BP-7 tingkat propinsi seluruh Indonesia, yang menyelenggarakan rapat kerja mulai kemarin hingga 28 Maret di Jakarta.
Dikemukakan, andaikata rakyat umumnya belum cukup
kesadaran politiknya tentang mana yang baik dan mana yang tidak dengan tolok
ukur Pancasila, tidak mustahil kejadian itu mungkin akan meluas.
Umumnya ormas menghadapi
kesulitan untuk meneruskan penataran tadi di lingkungan sendiri, terutama
karena ketiadaan biaya. Masalah atau kesulitan ini pun akan mendapat perhatian
dalam raker BP-7.
Sikap hidup Pancasila lebih
penting daripada omongan mengenai Pancasila, inilah yang menjadi orientasi
tujuan proses penataran P4.
Ideologi sebagai pedoman
perjuangan memuat pandangan hidup bangsa yang dinamis dan kreatif serta
menjiwai pergerakan hidup dan kehidupan bangsa, dan ini melibatkan pula suatu
komitmen yang sifatnya integral dan eksistensial dari manusia Indonesia baik
pribadi maupun kolektif
APA ITU P4?
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (disingkat P4)
atau Eka Prasetya Pancakarsa adalah sebuah panduan tentang
pengamalan Pancasila dalam kehidupan
bernegara semasa Orde Baru. Panduan P4 dibentuk
dengan Ketetapan MPR no. II/MPR/1978. Ketetapan MPR no. II/MPR/1978tentang
Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir
pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila. Saat ini produk
hukum ini tidak berlaku lagi karena Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 telah dicabut
dengan Ketetapan MPR no XVIII/MPR/1998 dan termasuk dalam kelompok Ketetapan
MPR yang sudah bersifat final atau selesai dilaksanakan menurut Ketetapan MPR
no. I/MPR/2003
Dalam perjalanannya 36 butir pancasila
dikembangkan lagi menjadi 45 butir oleh BP7. Tidak pernah
dipublikasikan kajian mengenai apakah butir-butir ini benar-benar diamalkan
dalam keseharian warga Indonesia.
MANUSIA BERPANCASILA
Kebenaran
dan kebaikan pancasila bagi bangsa Indonesia dijadikan ideologi yang
diyakini dapat digunakan sebagai sumber dan pedoman serta dapat menjadi kenyataan
yang disenangi oleh semua masyarakat yang beranekaragam.
Pada dasarnya manusia itu ber-Pancasila, dan hanya manusia yang bebas
"tanpa menjalurlah" yang dinamakan manusia ber-sedikit Pancasila,
atau bahkan manusia tak ber-Pancasila. Mengapa demikian? karena manusia diciptakan oleh Tuhan Sang Maha Cinta.
Selain itu manusia diciptakan dengan dibekali: hikmat/akal, cinta, dan roh.
Dengan demikian,
manusia itu bisa berhikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan karena berhikmat/berakal.
Kemudian manusia dapat berkemanusiaan, bersatu,
dan berkeadilan sosial karena diberi cinta oleh TUHAN. Sedangkan ciri seorang manusia
yang tidak dapat dihilangkan adalah; ia memiliki hubungan dengan Tuhan karena ber-roh.
Mari direnungkan... Sudahkah kita menjadi warga negara Indonesia yang
ber-Pancasila?
Mencermati keadaan bangsa Indonesia sekarang ini; lemahnya ketegasan hukum,
lemahnya moralitas, dan lemahnya mental sang Pemimpin dalam pemerintahan negara.
Dapat dicermati bahwa keadaan bangsa Indonesia
sudah mulai kehilangan jati diri sebagai manusia ber-Pancasila. Dari anakr emaja yang
doyan sex, pemuda yang foya-foya, bahkan orang tua yang tak bertua-diri, -
sudah sering kita lihat kejahatan mereka. Mari dicermati... Lebih banyak mana? bangsa
Indonesia yang ber-Pancasila, dibanding yang setengah-setengah,
atau bahkan sama sekali tidak ber-Pancasila? ya..inilah PR untuk kita semua...
Berbenah diri dan selalu mengawasi diri sendiri adalah prinsip pertama untuk menjaga Pancasila tetap menjadi
IDEOLOGI bangsa Indonesia. Semoga tahun ini semua rakyat di Indonesia
ber-Pancasila dan bangga ber-Pancasila. Mari saudaraku yang sudah ber-Pancasila. minimal
bisa menjadi teladan bagi generasinya
Bagus, tetapi lebih bagus font nya disamakan besarnya
BalasHapus